Musim kemarau mulai memuncak. Petani di Kp. Ragas Desa Cigentur Kec. Paseh Kab. Bandung, mulai kesulitan air hingga rela bersihkan sungai yang mengering, supaya bisa mendapatkan air untuk aliri sawahnya.
Aksi bersih-bersih sungai diputuskan pada Minggu (04/08/2019), setelah sejumlah petani di Wilayah Ragas Cigentur mengalami gagal panen. Petani menyadari perlu usaha lebih agar tanaman di lahan pertaniannya mendapatkan air.
Berbekal sabit dan alat sederhana lainnya, mereka memulainya pada hulu sungai yang berada di seputar sumber air Desa Kali Pucang, Kecamatan Tutur. Berbagai ranting dan dahan coba dibersihkan. Tak luput, batu yang diperkirakan menghambat laju aliran air juga disingkirkan.
Kegiatan gotong royong puluhan petani itu dilakukan agar disaat musim penghujan datang air dapat mengalir dengan lancar, bisa mengaliri pesawahan warga.
“Sekarang tanaman kecil-kecil tak bisa tumbuh karena tak ada air,” ujar Jaenudin, salah satu petani menceritakan kondisi kekeringan yang dialami.
Penegasan serupa disampaikan oleh H. Hidayat, Kepala Desa Cigentur. Diungkapkannya, beberapa waktu terakhir keluhan warga soal air ini, hampir saban waktu diterimanya dan memuncak tatkala beberapa petani mengaku tak mendapatkan hasil dari bercocok tanam. Sehingga diputuskanlah untuk bersama-sama mencari air ke daerah lain, meski harus menanggung bebelab membersihkan sungai.
“Warga kami menjerit karena gagal panen. Mudah-mudahan engan dilaksanakannya kerja bakti membersihkan sungai ini air dapat mengalir dengan lancar ketika musim penghujan datang,” terang H. Hidayat Kades Cigentur.
Diungkapkan, sebenarnya petani di Desa Cigentur bisa memanfaatkan sumur bor untuk mendapatkan air. Hanya saja cara ini cukup mahal, karena mesin pompa tentunya mengandalkan bahan bakar. Lebih-lebih pada desa yang saat ini tak memiliki sumur bor, sehingga harus mengeluarkan modal lebih besar untuk membangunnya.