You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Cigentur
Desa Cigentur

Kec. Paseh, Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat

Bersama membangun desa melalui tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel dan partisipatif menuju desa yang maju, mandiri dan berbudaya berlandaskan ahlakul karimah Bersama membangun desa melalui tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel dan partisipatif menuju desa yang maju, mandiri dan berbudaya berlandaskan ahlakul karimah Wilujeng Sumping di Web Resmi Desa Cigentur :  www.cigentur.desa.id

KECERDASAN DUO ULAMA

Kontributor | H. Dede Rofiq Lc. M.Ag 27 September 2019 Dibaca 632 Kali
KECERDASAN DUO ULAMA

Menyimak, dan mencermati tulisan KH. Isak Farif yg inspiratif bagaimana menggabarkan 2 tokoh Ulama muda secara akrobatik, cerdas, fenomenal dan menimbulkan decak kagum yang membacanya.

Duo tokoh tersebut adalah KH. Masluh dan K. Kholis Ma'mun (Aa Yuyun) adalah dua orang yg sudah berteman sejak kls 1 Di Mts B. Arqom. Beliau berdua mempunyai kecerdasan diatas rata2 teman seangkatannya. Sama2 dapat menghapal alfiyah ibnu malik hanya dalam waktu satu bulan sudah diluar kepala.
Di Baitul arqom, mendapat bimbingan keilmuan dan akhlak dari orang-orang  hebat, dari mama Ubaidillah, KH. Ali imron, KH. Yusuf Salim, KH. Abdul Khobir dan lain2.

Kalau kemarin disebut ada catur dan wayang, itu adalah cara hiburan mereka disela-sela  kesibukan belajarnya. Tiap malam jum'at selalu datang kerumah saya untuk acara itu, mereka bercanda ria degan gelak tawa yang membahana, terutama ketika sang dalang sudah sampai ke episode keluarga Semar.

Selepas dari Baitul Arqom mereka berpisah, Aa Yuyun pergi ke guru ayahnya di Cicalengka, beberapa tahun disana, lalu diteruskan ke Cibeureum tapi tidak lama karena dipanggil oleh pamannya KH. Yusuf Salim, dipindahkan ke Pesantren Annidhom. Pernah akan diberi beasiswa ke Yaman oleh seorang Ulama besar dari sana yg takjub dgn kepintarannya, begitu datang ke uwanya, KH. Ali Imron, langsung mencegahnya dengan mengatakan: mun ente hayang elmu, teu kudu jauh-jauh ka Yaman, cukup di Annidhom, hayang elmu naon? Aya didinya. Ternyata baru beberapa bulan saja nyantri di Annidhom, sudah diangkat menjadi katib kiai yg tugasnya diantaranya menyusun masail2 fiqhiyah yg akan dibahas di munas NU, dan setiap Kiai dapat undangan dari PBNU terutama utk Bahsul masail, maka Aa Yuyun pasti dapat peran sebagai penyusun permasalahan2nya, dari berbagai kitab2 raksasa. Kita tahu Kiai Annidhom, beliau adalah sosok kiai kutub buku yg mendapat limpahan kitab-kitab di berbagai keilmuan, terutama kitab-kitab  Fiqih, dari gurunya, seorang waliyulloh, Habib Syeh Al attos, seorang Habib besar di Indonesia, yg keilmuannya sangat dikagumi oleh al hafidz Sayyid Muhammad al Maliki, seorang ulama Mekkah, yg disebut2 sebagai mujaddid abad sekarang.

Sedangkan KH. Masluh, selepas dari Baitul Arqom langsung ke Cibeureum Sukabumi. Ketika beliau baru duduk disana selama 2 tahun lebih, ada pertanyaan dari gurunya, KH.Aang Sadeli kepada Pak Fikri yg sedang Sowan ke gurunya kang Omas : Pak Fikri, abdi hoyong terang, rupi Omas Masluh teh Putra saha sareng kaitan nasabna timana? Jawabannya adalah bahwa kg Omas itu punya kaitan nasab ke Nuryayi... Oooh pantesan upami kitu mah, soalna abdi nembe gaduh santri anu tingkat kecerdasanna seperti Omas, mung ukur 2 thn, sadayana pelajaran nu didugikeun kuabdi, tos dikuasai. Kita tahu bahwa Pesantren Darul hikam adalah Pesantren Alat yg apabila mau khotam disana, minimal 10 kita hrs tinggal disana, itupun kalau belajarnya sungguh2.

Sekarang mereka berdua sudah menjadi pimpinan Pesantren yg mereka kelola, yang satu Mudir Ma'had Badrul Ulum Sinapeul, yg lainnya sesepuh Pesantren Alma'muniya. Dua Pesantren yg kualitas pendidikannya begitu hebat, sehebat kualitas keilmuan pimpinan Pesantren tsb.

Dari tulisan diatas sayapun punya pengalaman yang luar biasa sebagai alumni Ma'had Baitul Arqom menjadi saksi ketika umroh bareng....ternyata aa yuyun bebicara dengan orang arab begitu faseh padahal tidak pernah mukim di Timur Tengah.

Duo tokoh memberikan motivasi kepada kita yg masih thalabulilmu selalu
1. Mujahadah (sungguh2) dalam menuntut ilmu
2. Tidak ada kata terlambat dalam mencari ilmu untuk selalu terus menuntut ilmu
3.  Irtibatulqolbi kepada Guru2 yg pernah memberikan pemahaman ilmu.
4. Tidak ada yg mustahil bagi Alloh memberikan kecerdasan diatas rata-rata  kepada hambanya. Dan mudah-mudahan Anak-anak  kita seperti duo tokoh ulama muda tadi dalam kecerdasan ilmu dan keteladanan Akhlaknya.
5.Ulama-ulama yang menjadi panutan dan pimpinan di Nahdlatul Ulama (NU) bukan ulama sembarangan. Yaitu ulama yang tidak terlalu normatif atau standar. Akan tetapi, tokoh pimpinan NU merupakan sosok yang memiliki kecerdasan.

H. Dede Ropik Yunus .Lc. M.Ag

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image